AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

PENDAHULUAN

Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.

Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :

  • Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
  • Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan perhitungan fisik menjadi sulit
  • Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik
  • Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
  • Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT

Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait. Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.

Memroses Pesanan Pembelian        

Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.

Menerima Bahan Baku

Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer tersebut.

Menyimpan Bahan Baku

Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.

Memroses Barang

Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.

Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.

Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.

Menyimpan Barang Jadi

Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

Mengirimkan Barang Jadi

Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan. Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.

Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik dalam perusahaan ketika mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam proses ke barang jadi. Serupa denga pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antarakun persediaan pada neraca.

File Induk Persediaan Perpetual

Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.

BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI MANAJEMEN PERSEDIAAN

Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis (pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti jumlah stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang diperlukan manajemen untuk meegawwasi aliran persediaan.

Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat meenimbulkan resiko bisnis. Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan penggunaan password, firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya. Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan untuk mengubah jumlah persediaan yang telah ada.

BAGIAN DARI AUDIT PERSEDIAAN

Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.

Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas yang berbeda, yaitu :

  1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.

Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 2). Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.

Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.

2.Perpindahan internal atas asset dan biaya.

Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi (table 2). Klien membukukan aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.

3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.

Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir (table 2). Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama persediaan perpetual.

4. Pengamanan fisik atas persediaan.

Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan.

5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.

Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebaagai taambahaan, auditoe harus melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian utuk melakukan verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo buku besar.

Pada tabeel 3 (tiga), auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja langsung, daan  overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan dan biayaterkait dengan siklus penjuaalan dan penagihan. Auditor peerlu mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus lainnnyauntuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang diperlukandalam audit persediaan.

AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA

Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan. Lebih bervariasi dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karea jenis persediaan dan tingkat kemutahiran yang diinginkan manajemen sangat bervariasi. Misalnya, perusahaan yag memproduksi mesin pertanian dapat memiliki pencatatan akuntansi dan pengendalian internl yang sangat berbeda denngan produsen baja yang membuat dan memasang lmari besi pesanan.tentunya perusahaan kecil dengan pemilik yang secara aktif terlibat dalam proses produksi akan membutuhkanpencatatan yang lebih sederhana dibandingkan perusahaan besar yang menghasilkan bermacam-macam produk.

Pengendalian Akuntansi Biaya

Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai diproduksi dan dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori :

  1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
  2. Pengendalian atas biaya terkait

Untuk melindungi asset, banyak perusahaan secaraa fisik memisahkan dan membatasi akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapaat menggunakan dokumen bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan asset. Salinan atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas pengawasannya. Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk dikeluarkan dari ruang penyimpanan.

Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan menyusun berkas utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang mewakili wewenang atau akses asset, dengan alas an sebagai berikut :

  • Mereka melakukan pencatatan atas persedian yang ada, yang digunakan untuk memulai produksi atau pembelian tambahan bahan baku.
  • Mereka mencatat pemakaian bahan baku dan penjualan barang jadi, yang dapaat ditelaah untuk mengetahui tingkat keusangan barang yang pergerakannya lambat.
  • Mereka mencatat pertanggungjawaban atas pengamatan terhadap perbedaaan antara perhitungan fisik dan jumlah yang tertera didaftar perpetual.

 

 

Pengujian atas Akuntansi Biaya

Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang akan dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya, yaitu:

1. Pengendalian fisik atas persediaan

2. Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan

3. Berkas utama persediaan perpetual

4. Pencatatan biaya per unit

Pengendalian fisik

Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat meminta pengawas persediaan untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas persediaan. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa penghitungannya memadai.

Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan

Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.

Berkas Induk Persediaan Perpetual

Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.

 Catatan Biaya Per Unit

Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.

 

PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan, saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat produk persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo persediaan.

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo

Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman atas industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area lainnya. Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah metode penilaian persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan risiko tertukarnya barang konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.

Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini harus dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai perubahan dalam pengendalian internal dan proses lain sejak tahun sebelumnya.

Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek pengujian pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga dan kompilasi.

Pengamatan Fisik Atas Persediaan

PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas metode klien dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus :

  • Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir tahun.
  • Mengamati prosedur perhitungan klien.
  • Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.
  • Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.

Poin penting dalam persyaratan PSA 07adalah adanya perbedaan antara orang yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang bertanggungjawab atas perhitungannya. Klien bertanggungjawab untuk menyusun prosedur perhitungan fisik akurat atas penyediaan dan membuat pencatatannya. Auditor bertanggungjawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien termasuk melakukan pengujian perhitungn persediaan dan mengambil kesimpulan apakah persediaan fisik sudah memadai.

Pengendalian Atas Perhitungan Fisik

Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas berkas utama persediaan perpetual.

Auditor perlu memahami pengendalian atas perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.

Keputusan Audit

Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji. Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang memadai untuk itu.

Penetapan waktu

 Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun, terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien melakukan perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal efektif, auditor pada saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam pencatatan persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.

Jumlah sampel

Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena auditor harus berkonsentrasi untuk  mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.

Pemilihan sampel

Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhati-hati dalam :

  • Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis persediaan tertentu.
  • Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
  • Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan tertentu.

Pengujian Atas Pengamatan Fisik

Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah perhitungan fisik yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat dilakukan secara efektif, maka auditor perlu hadir pada saat perhitungan dilakukan.

Saat personil yang menghitung tidak menjalankan intruksi, auditor harus menghubungi penyelia personil tersebut agar menyelesaikan persoalan ini atau memodofikasi prosedur pengamatan. Misalnya, jika prosedur mengharuskan satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung kembali untuk menguji akurasinya, maka auditor harus menginformasikan keoada manajemen jika kedua tim ini bekerja bersama-sama.

AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Pengendalian Harga dan Kompilasi

Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan kepastian bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai persediaan akhir. Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran biaya produksi jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan dalam produksi dan biaya.

Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam perhitungan atau lebih saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan atas persediaan yang sudah usang, pergerakannya lambat, rusak atau lebih saji, juga lakukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan penghitungan fisik driringkas dengan benar dan penetapan harganya sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan dalam berkas utama persediaan perpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah yang benar.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun tujuan audit dan pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi persediaan,

Penilaian Persediaan

Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK. Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi penetapan harga persediaan bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.

Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli

Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor harus menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan. Setelah itu, auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang harganya berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk diverifikasi atas penetapan harga dan meminta faktur vendor kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang memadai untuk memperhitungkan seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan metode penilaian FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam pencatatan perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan pembayaran.

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi

Dalam menetapkan harga persediaan yang diproduksi, auditor harus mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang diperlukan dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa faktur vendor atas berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.

Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output. Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi rancangan atau sumber serupa.

Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang digunakan untuk menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung kembali biaya untuk menentukan apakah biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki pencatatan biaya standar, maka metode yang tepat untuk menentukan penilaian adalah dengan menalaah dan menganalisis selisih.

Biaya Perolehan atau Harga Pasar

Dalam menetukan biaya Harga Perolehan Persediaan, auditor harus mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis. Lalu, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor pada periode jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan persediaan setelah akhir tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai penjualan persediaan dan kemungkinan dampak fluktuasi harga untuk menemukan nilai realisasi, dimana kemungkinan keusangan saat mengevaluasi persediaan.

INTEGRASI PENGUJIAN

Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti atas akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur, kecuali biaya tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Untuk audit yang kliennya menggunakan persediaan perpetual, auditor melakukan pengujian ini sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang dilakukan daloam siklus akuisisi dan pembayaran.

Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia

Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya sama diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.

Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan

Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan pencatatan penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan bersamaan dengan pengujian penjualan.

Pengujian Akuntansi Biaya

Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi pengendalian yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam pengujian ketiga silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya bahan baku ke barang setengah jadi, pemindahan biaya atas penyelesaian barang ke barang jadi, berkas utama persediaan perpetual, dan pencatatan biaya per unit.

Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi

Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir.

Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat bergantung pada berkas utama persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang telah kita bahas dan telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan menguji penghitungan fisik pada waktu di luar akhit tahun dan menggunakan perpetual agar pencatatan jumlahnya memadai.

Saat auditor menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi dan saldo persediaan terkait, mereka juga mengintegrasikan pengujian yang berhubungan dengan tujuan audit terkait saldo, dengan melakukan pengujian yang memenuhi 4 tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan atas metode penilaian persediaan dan informasi persediaan lainnya yang relevan, seperti informasi LIFO cadangan, pada penjelasan tambahan. Auditor harus memperoleh pemahaman atas pengendalian klien sehubungan dengan pengungkapan persediaan yang melakukan pengujian pengendalian tersebut dan pengujian substantif untuk memperoleh bukti memadai bagi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.


Tinggalkan komentar